Persahabatan antara laki-laki dan perempuan selalu saja menumbuhkan rasa spesial, fakta ini tidak bisa dibantah. Karena mereka selalu menghabiskan waktu bersama dan akhirnya cinta itu datang karena telah terbiasa. Sekuat apapun mereka menyangkal, mereka tidak bisa mendustai perasaan mereka sendiri. Perasaan cinta itu sebenarnya sama sekali tidak salah, karena cinta itu datang begitu saja. Hanya saja, perasaan itu dapat mengubah semuanya.
Seorang sahabat terbaikku, Rokhmat Jaya Stiaji sekarang naik pangkat menjadi orang yang aku cintai dan juga mencintaiku. Omat, begitu aku biasa memanggilnya, adalah orang yang katanya menyayangiku sejak aku masih kelas 1 SMA. Saat itu kami satu kelas dan dia menjadi teman dekatku. Ketertarikannya padaku sebenarnya sudah aku ketahui dari caranya berbicara, memperhatikanku, menatapku dan menyangjungku. Tapi saat itu aku juga sedang dekat dengan laki-laki lain. Aku menunggu Omat untuk menyatakan perasaannya tapi tidak juga aku dengar. Akhirnya laki-laki lain itu lah yang aku pilih.
Aku telah singgah dibanyak hati, ungkapan untuk bersama itu tidak kunjung ku dengar dari mulutnya. Dia hanya menemaniku, menjadi curahan hatiku, menghiburku dan jadi penampungan air mataku. Dengan semua perlakuannya, cinta belum juga tumbuh dihatiku, karena itu aku ragu padanya. Aku takut tanpa cinta aku malah menyakitinya. Akupun memutuskan untuk menjauhinya dan memilih lelaki lain. Tetapi, usahanya untuk mendapatkanku semakin gencar. Perempuan lain yang hadir dihidupnya hanya persinggahan sesaat untuknya.
Melihat semua kebaikannya, aku tidak bisa mengabaikannya begitu saja. Aku sangat menghargai penantian, perjuangan dan usahanya selama ini. Setelah 2 tahun hanya menjadi sahabat, akhirnya Omat menyatakan perasaannya padaku. Saat itu aku tidak bisa menolaknya karena tidak dapat dipungkiri rasa itu mulai tumbuh walau kecil dihatiku. Tatapannya yang penuh pengertian dan cinta benar-benar berhasil membiusku dan akhirnya membuatku jatuh dalam pelukannya.
14 September 2012 adalah hari dimana Omat menyatakan cintanya padaku. Saat itu kami baru saja selesai nonton film Resident Evil. Dia mengajakku ke sebuah tempat makan yang memang biasa kami singgahi. Disana kami berbicara seperti biasa hingga sampai saat Omat menyuruhku menutup mata sejenak. Ketika aku membuka mata dengan perlahan, benda itu sudah ada disana. Benda putih yang dihiasi plastik transparan berornamen merah dengan hiasan pita putih bertengger cantik di tangkainya. Mawar putih Omat pilih sebagai tanda pernyataan cintanya. Keringat di kening dan tangannya terlihat deras mengucur menandakan dia benar-benar diselimuti rasa gugup. "Sudah 2 tahun kita sama-sama menjadi sahabat, sudah banyak orang lain yang coba aku singgahi. Tapi pilihan tetap jatuh dikamu. 2 tahun sudah aku nunggu kamu, sekarang aku mau bilang, kamu mau gak jadi pacar aku?" Kalimat itu keluar dari mulutnya dengan tersendat-sendat dan seilingi canda tawa untuk menghilangkan rasa gugupnya. Karena diucapkan dengan pelan, aku tidak mendengar dan meminta pengulangan, Diapun mengulangi kata-katanya dengan lebih singkat "Will...You...Be...Mine?".
Saat itu yang terbersit dalam pikiranku adalah dia orang yang selama ini sabar menungguku, orang yang selalu berusaha mengerti dan menyanjungku. Cintanya begitu sempurna membuatku tidak lagi memiliki alasan untuk menolaknya. Tatapannya meyakinkanku bahwa aku akan selalu aman disampingnya. Senyumnya mengingatkanku akan perjuangan dan usahanya selama 2 tahun ini. Semua yang ada pada dirinya saat itu membuatku menjawab "Yes, I do, I will be yours". Seketika itu juga wajah Omat menunjukkan kelegaan yang luar biasa. Jawaban yang ditunggunya selama 2 tahun ini akhirnya keluar juga dari mulutku. Melihat ekspresi itu aku langsung tertawa untuk menutupi salah tingkahku. Persahabatan selama 2 tahun ini akhirnya berubah menjadi ikatan yang lebih spesial dan penuh cinta.
Setelah kami berpacaran, jalan kami ternyata tidak selalu mulus dan indah. Masalah datang seakan menguji cinta dan kekuatan ikatan kami. Sahabat yang ternyata juga mencintaiku menjauh begitu saja dariku. Membuat persahabatan yang terjalin seakan putus. Tapi masalah ini telah kami lalui dengan tenang. Kami menjadi semakin saling memahami. Perlakuannya padaku semakin membuatku bahagia dan tersenyum setiap hari.
Aku selalu berharap dalam hati agar masalah yang datang dalam hubungan kami tidak mebuat kami berpisah tetapi malah membuat perasaan kami semakin kuat dan yakin.
Kami bukan pasangan yang romantis, kami selalu mengejek satu sama lain.
Saat aku bersamanya aku tidak pernah berusaha menjadi orang lain. Aku selalu bisa menjadi siapa aku sebenarnya, tanpa kepura-puaan dan sandiwara.
Dia tetap menerimaku dengan segala kekurangan yang aku miliki, membuat aku selalu merasa nyaman berada disampingnya.
Semua cerita, canda, tawa, tangis, dan keluhan dapat sepenuhnya aku bagi dengannya. Dia selalu mendengarkan apapun yang aku katakan. Selalu berusaha mengerti pikiran dan perasaanku.
Caranya menyanjungku membuat aku merasa aku adalah wanita yang sempurna. Dia mencintaiku dengan sempurna.
Perlakuannya padaku sangat spesial, seakan aku adalah seorang putri dari sebuah kerajaan megah. Dia menghormatiku dengan kerendahan hatinya.
Memberiku semangat dan tawa saat aku benar-benar membutuhkannya. Membiarkan aku aman dari apapun, membuatku tenang menghadapi semuanya.
Dia tidak hanya mencintaiku, tetapi juga mencintai apa yang aku cintai. Dia berusaha berinteraksi sebaik mungkin dengan sahabat-sahabat dan orang terdekatku.
Dialah ROKHMAT JAYA STIAJI, yang menungguku dengan sabar selama 2 tahun, membuatku menjadi diri sendiri, menerima kekuranganku, mengertiku, membuatku merasa sempurna, menghormatiku, menjagaku dan mencintaiku. Dialah "Penungguku"
Rokhmat Jaya Stiaji (XII IPS 2 SMASA)
Rokhmat Jaya Stiaji (XII IPS 2 SMASA)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar